Jumaat, 20 Januari 2017

Warning

 Umat Islam kini sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang dibeli di pasaran. Pasalnya, baru-baru ini Majlis Ulama Indonesia (MUI) menemukan beberapa produk makanan yang mengandung babi.

Seperti dilansir jawapos.com, penemuan produk haram tersebut terjadi saat tim gabungan MUI, dinkes, satpol PP, disperindag dan mapolres menggelar sidak di Toko Delapan jalan Arya Wiraraja, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (18/1/2017).

Ketua MUI Sumenep KH A. Safradji mengakui jika sebelum melakukan pemeriksaan, pihaknya mendapatkan laporan jika ada beberapa produk mie instan dari Korea yakni Samyang dan Yapoki, patut untuk dicurigai.

“Kemudian beberapa hari lalu kami membeli sebagai bukti dan sampel. Berhubung kemasan produk bertuliskan bahasa Korea, kami sedikit kebingungan memastikan apakah ada unsur babi,” ujarnya.

Karena ada kendala tersebut, MUI lantas meminta bantuan seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Prodi Bahasa Korea UGM.

Hasil terjemahan dari mahasiswa tersebut cukup mengejutkan. Karena pada bungkus makanan tersebut ada keterangan jika produk tersebut mengandung daging babi.

“Atas dasar itu kami harus ambil tindakan tegas. Apalagi yang menerjemahkan bahasa Korea di kemasan itu siap mempertanggung jawabkan dan di atas materai,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan jika keanehan lain dari produk tersebut adalah tidak adanya label dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

“Kami khawatir ada unsur kesengajaan untuk mengelabuhi konsumen yang beragama Islam. Jelas, kalau ada orang tidak tahu akan mudah mengkonsumsinya,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik toko menyatakan permintaan maaf atas kelalaiannya dalam mengawasi produk makanan yang ia jual.

“Saya meminta maaf kepada semua pihak. Yang jelas, dengan teguran semacam ini saya siap berbenah dan memperbaiki,” kata Falentin, Rabu (18/1/2017)

Ia lantas menjelaskan jika dirinya tidak mengetahui jika dua mie instan asal Korea tersebut mengandung babi. Falentin juga menyatakan jika mie tersebut tidak ada distributornya.

“Produk ini memang tidak ada distributornya. Saya ngambil di penjual Pasar Atom di Surabaya,” kaya Falentin.